Pages

Saturday, August 24, 2013

GIVEAWAY: NOVEL "(UN)BROKEN WINGS"




Mau novel (Un)Broken Wings gratis? Yuk ikutan seru-seruan bikin sinopsis kreasi kamu sendiri di http://dinoybooksreview.wordpress.com/2013/08/24/curhatan-pia-tentang-unbroken-wings-artikel-tamu-giveaway/

Ketentuannya:

1. Membuat sinopsis ala kamu sendiri sekreatif mungkin. Tidak ada batasan kata, tapi ikut sinopsis aslinya, sebanyak tiga paragraf. Silakan merangkai kata, membuat analogi sendiri, asalkan maknanya tidak melenceng dari sinopsis asli.

2. Untuk clue, kamu bisa baca dulu resensi @dinoynovita untuk novel (Un)Broken Wings di sini: http://wp.me/p2VMdq-e7


4. Jangan lupa nama dan akun twittermu. Lalu, share di twitter, yaitu kenapa kamu pengin banget punya novel ini?

Contoh : "Pengin punya (Un)Broken Wings @piadevina karena dari sinopsisnya sepertinya mengharukan #MauUBW cc @dinoynovita http://wp.me/p2VMdq-ec

5. Jadi, yang harus ada di twit : alasan pengin novel ini, mention twitter @piadevina, @dinoynovita, hashtag #MauUBW, link (http://wp.me/p2VMdq-ec)

6. Keikutsertaan ditunggu dari 25 Agustus-01 September 2013. Tgl 05 September, aku akan memilih dua orang pemenangnya :)

Jadiii, selamat berkreasi di #GAUBW yaaa, ada dua novel bertanda tangan untuk dua pemenang :* 



Cheers,
Pia

Sunday, August 4, 2013

PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY: NOVEL "MENJAGAMU"

Dear All,

Masih inget dengan giveaway novel pertamaku yang berjudul Menjagamu di sini >> http://dinoybooksreview.wordpress.com/2013/07/21/flashfiction-for-a-free-novel-why-not/ ???


YEAAAYYY! Finally aku udah menemukan dua pemenang untuk mendapatkan dua novel Menjagamu plus tanda tangan loh, hehehe oke abaikan ini :p ! 

Setelah bersemedi dan menghayati tulisan temen-temen yang ada di http://dinoybooksreview.wordpress.com/2013/07/17/menjagamu-by-pia-devina/, aku jadi pengin nambahin buku buat hadiahnya. Hehehehe soalnya cerita-ceritanya pada aku suka. And most of all... banyak hal inspiratif yang didapet dari kreasi temen-temen itu :) 

But, as I said before... untuk kali ini, aku baru bisa ngasih dua novel Menjagamu dulu untuk dua orang pemenang. Buat yang belum menang, jangan berkecil hati! Kita bermain seru-seruan lagi di giveaway selanjutnya. Deal? :)

So then... these are the winners! SELAMAAATTT!!! 

***

1) Irnalasari, twitter: @irnari 


Beruang yang hidup di kutub saja bisa tahan dengan cuacanya yang dingin. Unta pun sanggup berjalan di gersangnya gurun pasir.

Gadis berambut panjang yang sedang berdiri di depan pintu kelas, mau bertahan lebih lama dari yang kukira. Sudah tiga puluh menit dia berdiri tegak tanpa penopang apapun. Wajahnya yang kelam tertutup rambutnya yang menjuntai ke depan. Kepalanya selalu menunduk seakan takut tersentuh cahaya raja siang.

Di antara murid yang lain, dia terlihat kontras. Semuanya sibuk bermain dengan teman-teman satu geng. Pergi ke kantin. Bercengkrama di halaman. Sementara gadis itu seakan sedang menyelami ubin di teras kelas dan semut bak ikan yang berenang di atasnya.

Lonceng berbunyi, gadis itu menengadahkan kepalanya. Rambutnya yang sejak tadi menutupi wajahnya, kini tersibak ke belakang. Ada seuntai harapan yang kudengar dari bunyi bel masuk. Aku bisa melihat wajahnya yang polos.

Menyadari suara bel itu, gadis itu bergerak, berbalik ke arah pintu. Belum sempat melangkahkan kaki ke pintu, murid lain berbondong-bondong masuk lebih dulu, menyeret gadis itu hingga tertinggal di belakang. Tubuhnya yang ringkih, sempat goyah terkena dorongan anarkis murid-murid yang tidak sabar ingin masuk kelas duluan.

Andai saja aku bisa masuk ke kelas yang sama denganmu. Aku ingin bisa menjagamu, menemanimu bermain di kala jam istirahat, mengajakmu belajar bersama.

Tapi, apalah aku ini… aku hanya bisa melihatmu tanpa bisa menghampiri. Aku hanya mampu memahami bahwa kau sehebat dan setegar beruang yang tinggal di kutub. Hidup seperti itu adalah hidup yang sesuai. Seperti aku yang selama ini berdiri tidak jauh darimu, karena tempatku memang di sini. Dalam sebuah tempat yang terbatas, tanah yang lembab, dan sinar matahari yang terik. Aku hanya daun bahagia yang hidup dalam pot.


Comments:

Aku suka cerita ini, karena aku enggak bisa nebak di awal cerita, tentang sudut pandang dari sisi mana yang dipakai oleh penulis. Aku kira mungkin seorang secret admirer yang adalah teman sekolah gadis itu. Tapi ternyata... Irna menyajikan 'sudut pandang lain' yang benar-benar meneduhkan. Great job! :D

***

2) Amanda Ghyna, twitter: @amndbrnz


“Aku tidak tahu kalau kau merokok.”

Aku tertarik pada sebuah pemantik, dan satu pak bungkus rokok yang kau keluarkan dari saku celanamu malam itu saat kita bertengger di balkon, seperti biasa.

“Oh, ini,” jarimu menarik sebatang, lalu mengapitnya di bibir. Sebelum menjawab pertanyaanku, kau lebih dulu menyulut ujung lintingan tembakau tersebut, menghembuskan asapnya ke arah lain—jauh dariku. “Sudah lama kok, sejak kuliah mungkin. Keberatan?”

Aku menggeleng pelan. “Walau itu bisa membuatku mati sesak, aku tidak keberatan.”

“Kalau kau keberatan aku bisa berhenti, kok…” 

Dan aku seperti tahu bahwa kau pasti akan mengucapkan itu. Jadi, kulangkahkan kaki masuk ke dalam, mengambil sebuah asbak dari bawah meja berkaki pendek, dan kembali untukmu. Saat kusodorkan asbak tersebut, justru kau bingung.

“Aku tidak keberatan dengan perokok,” ungkapku. “Belakangan setelah ibu meninggal, ayahku kembali dengan benda itu,” lalu ujung jariku menunjuk pada batang rokok yang terapit di jarimu. “Awalnya memang sesak, sampai sekarang juga aku tidak terbiasa dengan bau rokok. Asapnya menggangguku, tapi aku tidak keberatan.”

Putih asapnya yang muncul dari ujung batang tersebut lalu bergerak pelan, ke atas, pada langit malam yang gelap. Walau tak suka baunya, aku suka bagaimana warna putih itu terus bergerak seakan menghapus kelam. Di pusat kota yang terlalu ramai seperti ini, bahkan langit tetap gelap, dan cahaya pijar lampu tak akan pernah bisa menghapus kelamnya.

“Kalau kau bilang begitu, aku jadi tidak bisa berhenti,” lalu ucapmu dengan nada kecewa.

“Aku kan tidak menyuruhmu berhenti.”

Hela napasmu terdengar berat. “Padahal aku ingin berhenti.”

“Buat apa?”

“Menjagamu.”

Aku ingin tertawa saat itu. “Kau mau aku berharap kalau kau berhenti?”

“Aku hanya berharap bisa melakukan yang lebih baik.”

“Dari merokok?”

“Ya, dari merokok.”

“Kalau begitu…” kukeluarkan sesuatu dari saku jaketku, “makan ini.” 

Sebungkus permen licorice. Pahit dan pedas. 

“Aku juga ingin menjagamu, tapi tak mau menuntut.”

“Ini perintah?”

“Bukan, ini harapan.” 


Comments:

Simple dialogue... simple wish... tapi 'jleb' :)
Aku paling suka di tiga kalimat terakhir. 
'Ingin menjaga dengan tidak menuntut. Bukan perintah, hanya sebuah harapan.'

:D

***

Sekali lagi, selamaaat buat pemenang, Irna dan Amanda! Tolong DM alamat kalian ke twitter-ku (@piadevina) yaaa... novel Menjagamu akan meluncur untuk bertemu kalian :)



Cheers,
Pia Devina